Kamis, 16 April 2015

angklung

Hasil diskusi
Alat musik angklung
Kelompok : 7 (tifa)
Kelas : VIII E

















ANGGOTA :
Anisa Dewi R C A (03)
Layinatu K (11)
Salsabila Ikstri Ferdiansah(21)
Zain Nurwulian(28)

SMPN 1 SALAMAN
SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2014/2015


1.      Alat musik angklung dan perkembangannya !
Perkembangan musik angklung pada mulanya yaitu berasal dari bambu wulung (wulung awi) yang dimainkan dengan cara dipukul-pukul. Permainan bambu tersebut bermula untuk menghormati binatang totem dan untuk menghormati dan menghargai pemberian hasil panen padi yang banyak dan baik dari Dewi Sri yang dipercaya sebagai dewi yang memberikan kesejahteraan.
Angklung dalam bentuk yang masih sederhana sudah dikenal masyarakat Sunda sejak masa Kerajaan Sunda. Angklung digunakan sebagai penyemangat dalam pertempuran. Pemacu semangat rakyat yang selalu berkobar setiap kali mendengar.
Pada abad ke 15, Islam berkembang pesat di Indonesia. Seni, budaya dan termasuk kesenian Angklung didalamnya digunakan sebagai metode cepat dalam penyebaran agama Islam terutama di Sanding Malangbong, kabupaten Garut .Ini disebut masa Angklung Badeng.
Dalam perkembangannya, Angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.
Musik angklung perlahan mulai berubah dan beradaptasi dengan perkembangan jamannya. Pada masa modern ini, musik angklung mulai berubah. Berawal dari Daeng Sutisna yang berhasil mengubah tangga nada petatonis menjadi diatonis (do,re,mi,fa,sol,la,si,do) pada tahun 1983. Dan perkembangan itu pun terjadi, misalnya pada KTT Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Musik Angklung modern dimainkan untuk acara resmi dalam Indonesia Ultimate Diversity tersebut, yaitu dalam lagu Indonesia Raya dan beberapa lagu daerah yang terkenal sepertiRasa Sayange, Ayo Mama, Burung Kakak Tua dan Bebek Angsa.
Angklung pun mulai diperkenalkan ke berbagai penjuru negara, dan dibawakan dalam bentuk lagu-lagu pop negara tersebut sehingga pertunjukkan angklung lebih menyenangkan dan akrab dengan penonton.
Jika pertunjukkan angklung ke berbagai Negara terus dipertahankan, maka dunia akan bahwa angklung adalah alat musik tradisional yang dapat dimainkan untuk lagu daerah maupun modern, yang berasal dari Indonesia.




2.       Fungsi angklung !

Ø  Melalui musik, seseorang dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gejolak jiwa, perasaan, atau kegalauan yang terpendam dalam hatinya. Melalui syair lagu yang digubahnya, seniman musik dapat mengkritik atau memprotes kondisi yang ada di lingkungannya, serta dapat pula mengungkapkan rasa cinta dan kekagumannya terhadap sesama manusia, alam, dan Sang Pencipta. Jadi, seni apa pun, termasuk seni musik dapat dipakai sebagai media ekspresi yang dapat memberikan kepuasan batin bagi penciptanya.

Ø  Sarana upacara budaya (ritual)
     Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Bunyi-bunyian dan nada-nada yang dihasilkan sangat memungkinkan untuk mendukung upacara budaya ( Ritual). Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat. Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa musik tradisional dapat berfungsi sebagai sarana dalam suatu upacara budaya (Ritual).
Ø  Sarana Hiburan
     Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondong mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
     Pada jaman dahulu, pada masa kerajaan memerintah di daerah-daerah di Indonesia, setiap ada tamu kerajaan yang datang maka akan disambut oleh iringan-iringan musik tradisional sebagai upacara penyambutan dan sebagai sarana penghibur bagi para tamu kerajaan untuk melepas lelah.
Ø  Sarana Ekspresi Diri
     Bagi para seniman musik (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.
Ø  Sarana Komunikasi
     Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.
     Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme genderang disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas jelas sekali bahwa musik dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi.
Ø  Pengiring Tarian
     Musik dan tarian masing-masing mempunyai pola dan ritme yang saling berhubungan, suatu tarian tanpa diiringi irama musik maka akan terasa hampa (kosong) dan menyulitkan bagi sang penari karena mereka tidak mempunyai gambaran ritme dan tempo yang akan mereka gunakan untuk menuntun mereka dalam menari.
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.
Ø  Sarana Ekonomi
     Bagi para musisi dan artis professional, musik adalah sarana penghidupan ekonomi mereka. Mereka dihargai lewat karya (lagu) yang mereka buat dan yang mereka mainkan. Semakin bagus dan semakin populernya suatu karya seni musik maka akan semakin tinggi penghargaan yang diberikan baik penghargaan dalam bentuk materiil maupun moral.
Dalam dunia industri musik, para musisi yang bekerja sama dengan industri rekaman, mereka akan merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia yang dapat menghasilkan pendapatan bagi mereka.

Ø  Sarana Perang
     Pada point nomer empat telah disinggung sedikit bahwa Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme genderang disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu strategi dalam berperang.
Selain digunakan sebagai strategi dalam berperang, musik juga dapat membangkitkan semangat juang para prajurit. Dalam setiap kesatuan militer pasti mempunyai Mars yang selalu mereka nyanyikan untuk meningkatkan dan membangkitkan semangat dalam peperangan
.




















3.       Proses pembuatan angklung !

1. Proses Pemilihan Bahan Bambu yang baik

4.       Bambu adalah bahan baku dari Angklung. Dipilih berdasarkan usia yaitu minimal 4 tahun dan tidak lebih dari 6 tahun dan dipotong pada musim kemarau dari pukul 9 pagi sampai pukul 3 sore hari. Setelah memotong dasar dari pohon bambu, dengan ukuran kurang lebih 2-3 jengkaldari permukaan tanah, bambu harus disimpan selama sekitar 1 minggu, sehingga bambu benar2 tidak berisi air.

5.       Setelah seminggu, bambu harus dipisahkan dari cabang-cabangnya. Dan dipotong menjadi berbagai ukuran tertentu. Kemudian, bambu harus disimpan selama sekitar satu tahun untuk mencegah dari gangguan hama. Beberapa prosedur adalah: dengan cara merendam bambu di genangan lumpur, kolam atau sungai, juga bisa dengan cara diasapi di perapian (diunun), dan prosedur modern: dengan menggunakan formula cairan kimia tertentu.

6.       Bagian Bahan Bambu yang digunakan untuk membuat Angklung


7.       Angklung terdiri dari 3 bagian:

Tabung Suara
Bagian terpenting dari suatu Angklung, adalah tabung suara yang menghasilkan intonasi. Proses setem dapat menghasilkan intonasi.

Kerangka
Kerangka tabung untuk tempat berdiri di.

Dasar
Berfungsi sebagai kerangka tabung suara.


Proses Penyeteman
Pembentukan tabung suara
Ini adalah proses membentuk bambu menjadi sebilah tabung suara.

Proses Penyeteman
Ini adalah proses meniup bagian bawah tabung angklung dan menyamakan suaranya ke alat tuner.

Proses utama dari penyeteman
8.       Ini adalah proses penyeteman suara dengan meninggikan dan menurunkan nada dengan membunyikan nadanya. Dan ini juga merupakan proses meninggikan nada dengan memotong bagian atasnya sedikit, dan menurunkan nada dengan menyerut kedua sisi bilah tabung dengan pisau.


Cara menggunakan alat Tuner:
9.       Untuk menggunakan tuner, kita harus memperhatikan baik dari lampu di sebelah kiri dan kanan dari panel, dan juga jarum penunjuk.
10.   Sebagai contoh, jika Anda akan membuat sebuah nada “F”, anda harus menggoyangkan angklung sembari memperhatikan baik dari lampu yang akan menyala bersamaan, dan untuk jarum penunjuk yang akan menunjukkan angka “F”.
11.   Tahap Akhir, Setelah masing-masing tabung suara memiliki nada, tabung harus diletakkan ke dalam rangka dan diikat dengan tali rotan.




asian games 2014

Tugas proyek

“asian games 2014”























SMPN 1 SALAMAN
Jln. Pangeran diponegoro Salaman Telp (0293)-335206 KP. 56162
Fax : (0293)335206 Email : spenasal_mgl@yahoo.com











Daftar isi :
1.      Daftar isi……………………………………………………………………………....
2.      Kata pengantar………………………………………………………………………...
3.      Latar belakang………………………………………………………………………...
4.      Isi……………………………………………………………………………………..
5.      Hasil wawancara……………………………………………………………………
6.      Penutup………………………………………………………………………………..
7.      Daftar pustaka………………………………………………………………………..
8.      Penyusun………………………………………………………………………………





































KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “ASIAN GAMES 2014”.
Laporan ini sebagai perwujudan hasil jerih payah kami mengumpulkan berbagai berita tentang ASIAN GAMES 2014 dan mendatangi narasumber.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam kunjungan dan penyusunan laporan ini.
Kami mengharapkan agar laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca tentang masalah-masalah yang ada di balik suksesnya Indonesia dalam mengikuti Asian Games 2014.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.



LATAR BELAKANG

           




























Pengadaan Peralatan dari Karate sampai Renang, Penyebab Roy Suryo Marah
http://assets.kompas.com/data/photo/2014/09/23/0103291Kontingen-indonesia-resized780x390.jpg
AFP PHOTO/JUNG YEON-JE Kontingen Indonesia dalam upacara pembukaan Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Jumat (19/9/2014).

JAKARTA,KOMPAS.COM – Pada hari terakhir menjadi menteri pemuda dan olahraga di Kabinet Indonesia Bersatu II, Roy Suryo masih harus berhadapan dengan karut marut pengadaaan peralatan para altet Asian Games 2014.
Seperti di kutip dari harian kompas edisi Rabu (15/10/2014), Zulkarnaen Purba, ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi pengurus besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FB FORKI) di Jakarta, selasa (14/10/2014), menuturkan, FB FORKI mengeluarkan dana talangan Rp 300 juta selama lebih kurang enam bulan pelatnas berlangsung. Dana itu untuk membeli sejumlah peralatan tanding dan latihan.
Mereka berharap dana yang telah dikeluarkan akan diganti pemenang tender. Yang terjadi, PT Cipta Mitraya justru mengajukan pengunduran diri dan menyatakan tidak sanggup menyediakan peralatan. Kemenpora pun membatalkan proses lelang peralatan untuk ajang Asian Games 2014.
Soal penggantian dana talangan yang dikeluarkan induk cabang olahraga, Kemenpora mengatakan, dana tersebut hampir mustahil diganti (reimburse). Pasalnya, tidak ada ketentuan anggaran yang memberikan dana dan peralatan selain lewat mekanisme proyek (Kompas, 14/10/2014).
Albert berharap, jika penggantian dana talangan mustahil dilakukan, pemerintah mesti mengganti dengan cara menambah jatah peralatan atlet untuk SEA Games 2015.
Sebelumnya, persoalan terkait pengadaan barang ini sudah mengemuka dari cabang olaharga boling. Harian Kompas edisi Jumat (10/10/2014) menulis peralatan latihan dan pertandingan boling untuk Asian Games Incheon, Korea Selatan, belum dibayar.
Cek untuk pembayaran sebesar Rp 900 juta yang diberikan pemenang lelang kepada pemasok peralatan ternyata tidak bisa diuangkan. Cek tersebut berasal dari perusahaan pemenang lelang pengadaan peralatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Boling Indonesia (PB PBI) Oky Harwanto, di Jakarta, Kamis (9/10/2014), mengungkapkan, perusahaan pemenang lelang dan pemasok sudah bertemu dan menyepakati harga. Namun, hingga hitungan belasan hari sebelum atlet bertolak ke Incheon, 17 September, peralatan latihan dan pertandingan belum diterima.
Oky  mengatakan akhirnya perusahaan pemenang lelang memberikan jaminan kepada jaminan pemasok berupa cek. Dengan jaminan itu, pemasok bersedia memberikan peralatan boling kepada atlet pada tanggal 9 November 2014. “jumat (3/10/2014), pemasok peralatan membawa cek itu ke bank. Ternyata cek tidak bisa dicairkan.” Katanya.
Merujuk situs Layanan Pengadaan secara Elektronik Kemenpora, pemenang lelang adalah perusahaan yang beralamat di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan itu memenangi lelang pengadaan peralatan latihan dan pertandingan olahraga dalam rangka Program Indonesia Emas dengan penawaran paling rendah dibandingkan perusahaan lain, Rp 18,3 miliar dari pagu Rp 24,9 miliar.
Menurut Oky, perusahaan pemasok peralatan boling percaya dan bersedia memberikan barang karena kenal baik dengan pengurus PB PBI.
Jaminan kontraktor
Oky menambahkan kejadian semacam ini bukan pertama kali terjadi. “peralatan pertandingan boling untuk Asian indoor and Martial Arts Games di Incheon 2013 juga tidak dibayar. Besarnya Rp 250 juta, tanpa jaminan. Akhirnya PB PBI  yang menalangi. Kalu tidak, kami tidak percaya lagi oleh pemasok untuk Asian Games, PB PBI tidak mau menalangi karena ada jaminan,”ujarnya.
Pelatih tim renang Indonesia, Albert C Sutanto, Jumat (10/10/2014), mengemukakan, pihaknya membeli sendiri peralatan bertanding senilai Rp 150 juta. Hal itu dilakukan atas kesepakatan dengan kontraktor ketika bertemu sepekan sebelum Asian Games dimulai pada 19 September.
”Waktu itu, saya bertemu Pak Trica (perwakilan dari Cipta Mitraya) untuk meminta peralatan bertanding. Namun, dia menyuruh pengurus membeli terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan dengan alasan waktu sudah mepet,” ungkap Albert.
Kontraktor lalu berjanji mengganti biaya pembelian seusai Asian Games. Sayang, hingga kini kontraktor tidak mampu memenuhi janji tersebut. ”Saya mencoba menghubungi kontraktor berulang kali, tetapi tidak bisa,” ujar Albert.
Albert pun mencoba meminta pertanggungjawaban Komite Olahraga Nasional Indonesia. Namun, Albert diminta menanyakan hal itu kepada Satlak Prima atau Kementerian Pemuda dan Olahraga. ”Mereka malah saling melempar tanggung jawab,” ujar mantan perenang nasional itu.



















PENUTUP
Kami berharap apapun yang ada di dalam laporan yang kami susun ini semoga bermanfaat bagi penbacanya dan menambah pengetahuan mereka. Kami berharap apabila terjadi kesalahan dalam penyusunan laporan ini agar dimaafkan. Karena kami tidak terlalu mahir dalam menyusun laporan yang baik.






















DAFTAR PUSTAKA






















PENYUSUN
1.      Fadhila Septiyaning (09)
2.      Layinatu Khusniyatinna’im (11)
3.      Shabrillah Murni (24)
4.      Via oktantri (27)


Rabu, 15 April 2015

classmeeting



classmeeting


Classmeeting adalah diadakan setelah Ulangan Akhir semester. Setiap kelas bertemu untuk melakukan pertandingan yang di adakan oleh pengurus OSIS. Sekarang aku akan bahas classmeeting yang ada di SMPN 1 salaman. Di sini kita senang-senang. Kita bisa berdiskusi. Classmeeting di jalani oleh seluruh siswa. Kalo yang cowok pastinya sepak bola. Ada juga lomba permainan rounders. Rounders di mainkan oleh siswi dan siswa. Anggotanya 12 orang. Ada juga lomba paduan suara. Kita di suruh nyanyi mars smpn 1 salaman dan mars abita. Ada juga lomba drama. Bakal seru ni…! Pastinya ada lomba kebersihan kelas atau lebih tepatnya keindahan kelas. Karena setiap lomba ini pasti kelasnya di hias. Aku akan nunjukin beberapa foto saat aku classmeeting.